Kamis, 15 Mei 2008

NASIONALISME PERLU RASIONALISME

NASIONALISME PERLU RASIONALISME ?



Melalui momentum 100 tahun kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei,marilah kita pupuk kembali rasa Nasionalisme kita melalui apa yang kita sebut Rasionalisme.
Tentu sangat rasional jika kita punya rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara.Tetapi nasionalisme yang tertanam dihati itu bisa menjadi bertambah kuat(subur) atau melemah(kering) sebagai akibat buruknya kita dalam mengelola negara ini (bad governance).Dengan kata lain kesalahan itu berakibat menyengsarakan rakyat dan hanya menguntungkan segelintir orang atau kelompok tertentu saja.
Bagi rakyat yang merasa disengsarakan atau tidak mendapatkan rasa keadilan seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 ,tentu sangat mudah rasa nasionalisme mereka menjadi terkikis atau bahkan berubah menjadi sebaliknya. Mereka bisa mengganti kewarga negaraan,menjadi tentara/milisi untuk negara asing seperti isu laskar wataniah beberapa waktu lalu.Dan yang terparah, menuntut berpisah dari negara kesatuan Republik Indonesia dengan menjadi separatis atau pemberontak.
Sejauh mana pelayanan atau perlindungan yang diberikan negara sangat berpengaruh pada tingkat rasa nasionalisme rakyatnya terhadap negara.Rakyat yang merasa mendapat perhatian dan perlindungan dari negara akan memiliki rasa nasionalisme untuk negaranya,demikian juga sebaliknya.
Pemerintahan dinegara ini boleh silih berganti tapi negara ini tetap republik Indonesia.kecintaan kita terhadap negara ini,sangat berbeda dengan kecintaan kita terhadap pemerintah atau pemegang kendali kekuaaan.Sebab pemerintah bisa berbuat dan bertindak yang diktator , tirani,sewenang-wenang terhadap rakyatnya tapi negara tidak.tidak adalah euatu bagi mereka yang meraa
yang tinggi dan kuat.bela negara



akibat perlakuan pemerintah terhadap rakyatnya.Apakah pemerintah sudah berlaku adil sesuai yang diamanahkan oleh undang-undang dasar 1945 terhadap rakyat ?
Sikap tegas Iran menangkap 15 marinir Inggris karena memasuki wilayah lautnya tanpa ijin.Tindakan itu melambangkan rasa Nasionalisme dan ketegasan mereka terhadap siapapun /Negara manapun yang masuk wilayah hukumnya tanpa .
Rasa Nasionalisme yang tinggi membuat mereka berani menangkap para marinir inggris ,Padahal secara militer dan politik internasional Iran sangat jauh dibanding dengan inggris . Insiden tersebut tentu membuat pemerintah inggris marah namun Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad malah mendesak Inggris minta maaf kepada rakyat Iran.
Melalui berbagai perundingan dan diplomasi yang tertutup akhir para mariner inggris tersebut akhirnya dibebaskan. Tapi melalui peristiwa itu Iran makin disegani dan dihormati oleh bangsa lain didunia internasional karena ketegasannya.
Hal ini juga pernah terjadi pada bangsa /pejuang Indonesia ketika harus melawan penjajah.Pada waktu itu para pejuang tidak peduli dengan kalah dari segi persenjataan /militer dan politik tapi dengan rasa nasionalisme yang besar akhirnya dapat memenangkan pertempuran yang kemudian berbuah kemerdekaan.



Belajar dari Iran dalam memelihara wilayah hukumnya,ada baik kita juga tegas terhadap para pelanggar wilayah.Hal itu dapat kita wujudkan dengan menangkap atau menahan para pelanggarnya seperti kejadian diwilayah Ambalat.Sebab disana sering terjadi pelanggaran oleh pihak Malaysia, demikian yang sering kita dengar dan baca melaui berbagai media.
Tetapi sebelum kita dapat bertindak tegas,apakah memang wilayah tersebut betul wilayah hukum kita atau masih ada masalah dengan kepemilikannya.? Dalam hal ini Pemerintah sebaiknya lebih transparan kepada rakyat akan status wilayah tersebut.Sebab kita tidak ingin Kasus sipadan dan Ligitan yang kita klaim sebagai wilayah kita, namun pada akhirnya bukan milik kita lagi ketika diputuskan melalui persidangan internasional di Denhag.
Kita Berharap Kepada pemerintah agar segera menyelesaikan tentang masalah perbatasan Negara.Sebab sebagaimana kita ketahui masalah isu perbatasan sangat sensisif dengan rasa nasionalisme.

0 komentar:

Posting Komentar